diekz's Blog

Ekonomi

DATA ORANG MISKIN SIMPANG SIUR

Didiek  S. Hargono

 

Dalam harian Media Indonesia, Kamis, 27 Oktober 2011 ada berita yang menarik perhatianku, yaitu judul besar yang bertuliskan “Penduduk Miskin RI Naik 2,7 Juta Dalam 2 Tahun”.

Lah… mana mungkin bisa berubah, karena aku selalu mengikuti data BPS dari tahun ketahun, mengingat “pengentasan kemiskinan” merupakan topik yang sedang aku amati. Lalu aku buka kembali data-data BPS.

Dalam http://www.bps.go.id/index.php?news=776 tertanggal 1 Juli 2010 disebutkan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada Maret 2010 mencapai 31,02 juta (13,33 persen), turun 1,51 juta dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang sebesar 32,53 juta (14,15 persen).  Selama periode Maret 2009-Maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,81 juta (dari 11,91 juta pada Maret 2009 menjadi 11,10 juta pada Maret 2010), sementara di daerah perdesaan berkurang 0,69 juta orang (dari 20,62 juta pada Maret 2009 menjadi 19,93 juta pada Maret 2010).  Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah selama periode ini. Pada Maret 2009, 63,38 persen penduduk miskin berada di daerah perdesaan, sedangkan pada Maret 2010 sebesar 64,23 persen.  Sedangkan  menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam http://www.kbr68h.com/berita/nasional/8559-bps-penduduk-miskin-2011-berkurang-sejuta, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2011 turun 1 juta orang dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di bulan yang sama pada 2010. Kepala BPS Rusman Hermawan mengatakan, hingga Maret 2011 penduduk miskin mencapai 30 juta orang atau 12 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sementara Maret 2010 lalu, angka penduduk miskin mencapai 31 juta orang. Penurunan angka penduduk miskin terutama di pedesaan, sementara kawasan perkotaan mengalami penurunan tipis.

 

penduduk miskin di Indonesia meningkat sekitar 2,7 juta orang sejak 2008 hingga 2010. Pada 2008 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 40,4 juta orang, dan pada 2010 menjadi 43,1 juta orang.

Saya jadi bingung angka mana yang benar? Jika memang benar ada penurunan BPS lalu mengapa  ada data yang bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan bahwa Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang kemiskinannya naik. Jadi data tersebut berbanding terbalik dengan data Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia turun sekitar 4 juta orang sejak 2008 hingga 2010, atau dari 35 juta menjadi 31 juta orang.

Memang ada perbedaan indikator kemiskinan yang digunakan pemerintah Indonesia dengan Bank Pembangunan Asia (ADB). Tahun lalu, pemerintah menetapkan garis kemiskinan Rp7.060/hari atau setara dengan US$1,13 PPP (purchasing power parity/daya beli masyarakat). Sementara ADB menggunakan US$1,25 PPP atau Rp7.800/hari untuk menentukan garis kemiskinan. Selisih itu menyebabkan perbedaan jumlah orang miskin. Kesenjangan sosial semakin melebar saat ini. Indikasi kesenjangan, antara lain, terlihat dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).  Data LPS pada Juli 2011 menyebutkan jumlah dana pihak ketiga perbankan mencapai Rp2.400 triliun yang disimpan di hampir 100 juta rekening nasabah. Namun, dari jumlah tersebut, sekitar Rp1.000 triliun dikuasai hanya 0,04% nasabah atau 40 ribu rekening.

Tetapi yang perlu dicermati adalah  pada http://bisnis.vivanews.com/news/read/257362-orang-kaya-ri-naik-dua-kali-lipat disebutkan bahwa menurut Credit Suisse Research Institute orang kaya di Indonesia diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2016. Jika tahun ini jumlahnya 112 ribu orang, lima tahun mendatang ditaksir meningkat menjadi 116 persen menjadi 242 ribu orang. Dalam laporannya, peringkat jumlah orang kaya Indonesia di antara negara berkembang berada di posisi kedelapan. Dalam menyusun laporan itu, Credit Suisse mendefinisikan kekayaan sebagai nilai aset-aset keuangan dan aset non keuangan (terutama real estate) dikurangi utang rumah tangga. Jumlah kekayaan Indonesia selama periode Januari 2010 hingga Juli 2011 ditaksir mencapai US$420 miliar. Dengan demikian, kekayaan Indonesia hingga saat ini mencapai US$1,8 triliun. Dengan kekayaan tersebut, Credit Suisse menempatkan Indonesia dalam 20 negara penyumbang tertinggi untuk kekayaan global.

Ironis sekali ya, dimana satu sisi orang kaya kita yang 1% meningkat dua kali lipat, sementara orang miskin naik 2,7 kali.. Lantas mengapa kampanye keberhasilan penurunan orang miskin didengungkan oleh Pemerintahan SBY? Apakah ada kebohongan public SBY? Atau jangan-jangan SBY tidak tahu kalau ada perbedaan angka yang disebutkan ketua BPS Rusman Heriawan dengan realitas. Atau jangan-jangan ada konspirasi untuk membohongi public? Mana yang bisa dipercaya saat ini? Aku ingat ketika dalam kuliah di MPKP – FEUI, ketika Prof. Dr. Mohammad Arsjad Anwar yang kala itu mengajar data-data Statistika menyangsingkan data-data BPS tahun tertentu karena “curiga” tidak benar….

Apakah ada kaitannya terpilihnya Rusman Heriawan sebagai Wakil Menteri Pertanian (Wamentan). Wallahuallam….

Rakyat yang menilai.

 

Tinggalkan sebuah Komentar »

Tinggalkan komentar

About author

Ir. Didiek Setiabudi Hargono SE. ME. adalah Sarjana Kehutanan IPB dan Sarjana Ekonomi UI. Menyelesaikan Magister Ekonomi dari Fakultas Ekonomi UI. Saat ini bekerja di Yayasan Kebun Raya Indonesia yang didirikan oleh Megawati Sukarnoputri sebagai Direktur Eksekutif dan aktif dalam organisasi politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai pengurus Bidang Kehutanan dan Perkebunan di bawah pimpinan DR. M. Prakosa PhD. Deklarator Cendekiawan Marhaenis dan Ikatan Cendekiawan Nasionalis Indonesia. Deklarator dan Wakil Sekjen pada Perhimpunan Nasionalis Indonesia (Pernasindo) yang didirikan oleh Kwik Kian Gie.

Cari

Navigasi

Kategori:

Links:

Archives:

Feeds