Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu.
Mereka adalah putra putri dari kehidupan yang merindukan dirinya sendiri,
Mereka datang melaluimu tetapi bukan darimu,
Dan walaupun mereka tinggal bersamamu, mereka bukanlah milikmu.
Kau dapat memberikan kasih-sayangmu tetapi tidak pikiranmu,
Karena mereka mempunyai pemikiran sendiri.
Kau dapat memberikan tempat untuk raga tetapi tidak untuk jiwa mereka,
Karena jiwa mereka menghuni rumah masa depan,
yang tak dapat kau kunjungi, bahkan tak juga dalam mimpi-mimpimu.
Kau dapat berupaya keras untuk menjadi seperti mereka, tetapi jangan mencoba membuat mereka sepertimu,
Karena kehidupan tidak berjalan ke belakang juga tak tinggal di masa lalu.
Kau adalah busur dari mana anak-anakmu melesat ke depan sebagai anak panah hidup…
Sang pemanah melihat sasaran di atas jalur di tengah keabadian,
dan DIA meliukkanmu dengan kekuatanNYA sehingga anak panahNYA dapat melesat dengan cepat dan jauh.
Biarkanlah liukkanmu di tangan sang pemanah menjadi keceriaan;
Bahkan DIA pun mengasihi anak panah yang terbang, demikian juga DIA mengasihi busur yang mantap
“Sajak 1990″
Setelah para cukong berkomplot dengan para tiran.
Setelah hak azasi di negera miskin ditekan demi kejayaan negara maju .
Bagaimanakah wajah kemanusiaan .
Dijalan orang dibius keajaiban iklan.
Dirumah ia tegang , marah dan berdusta .
Impian mengganti perencanaan .
Penataran mengganti penyadaran.
Kota metropolitan di dunia ketiga adalah nadi dari jantung negara maju.
Nadi yang akan mengidap kanker yang akan membunuh daya hidup desa-desa.
Dan akhirnya tanpa bisa dikuasai lagi , menjadi jahat , hina dan berbahaya .
Itulah penumpukan yang tanpa peredaran .
Tanpa hak azasi tak ada kepastian kehidupan.
Orang hanya bisa digerakkan tapi kehilangan daya geraknya sendiri .
Ia hanyalah babi ternak yang asing terhadap hidupnya sendiri.
Rakyat menjadi bodoh tanpa opini .
Disekolah murid diajar menghapal berdengung seperti lebah
lalu akhirnya menjadi sarjana menganggur .
Dirumah ibadah orang nerocos menghapal dan dikampung menjadi
pembenci yang tangkas membunuh dan membakar.
Para birokrat sakit tekanan darah sibuk menghapal dan menjadi radio.
Kenapa pembangunan tidak berarti kemajuan ?
Kenapa kekayaan satu negara membuahkan kemiskinan negara tetangganya
Peradaban penumpukan tak bisa dipertahankan , lihatlah
Kemacetan , Polusi dan Erosi .
Apa artinya tumpukan kekuasaan bila hidupmu penuh curiga dan takut diburu dendam . Apa artinya tumpukan kekayaan bila bila bau busuk kemiskinan menerobos jendela kamar tidurmu . Isolasi hanya melahirkan kesendirian tanpa keheningan .
Luka orang lain adalah lukamu juga !
Sedangkan peradaban peredaran tak bisa dibina tanpa berlakunya hak azasi manusia .
Apa artinya kekayaan alam tanpa keunggulan daya manusianya ?
Bagaimana bisa digalang daya manusia tanpa dibangkitkan kesadarannya akan kedaulatan pribadi terhadap alam dan sesamanya ?
Wajah-wajah capek membayang di air selokan.
Dan juga di cangkir kopi para cukong.
Bau kumuh dari mimpi yang kumal menyebar di lorong-lorong pelacuran dan juga dibursa saham .
Sungguh apa faedahnya kamu jaya di alam kehidupan bila pada akhirnya kamu takut mati karena batinmu telah lama kau hina .
A Soldier’s Prayer for His Son
by Gen. Douglas Mc Arthur
Build me a son, O Lord
Who will be strong enough to know when he is weak
Brave enough to face himself when he is afraid
One who will be proud and unbending in honest defeat
Humble and gentle in victory
Build me a son whose wishes will not take the place of deeds
A son who will know Thee – and that to know himself
is the foundation stone of knowledge
Lead him, I pray
not in the path of ease and comfort
but under the stress and spur of difficulties and challenge
Let him learn to stand up in the storm
Let him learn compassion for those who fail
Build me a son whose heart will be clear
whose goal will be high
A son who will master himself
Before he seeks to master other men
One who will reach into the future
Yet never forget the past
And after all these things are his, add, I pray
Enough of a sense of humour so that he may always be serious
Yet never take himself too seriously
Give him humility, the simplicity of true greatness
the open mind of true wisdom
and the meekness of true strength
Then I, his father, will dare to whisper:
“I have not lived in vain”
DOA SEORANG TENTARA PEJUANG UNTUK ANAKNYA Jenderal Douglas Mac Arthur
Tuhanku…………………….
Aku mohon agar putraku jangan dipimpin di atas jalan yang mudah dan lunak,
tetapi pimpinlah di bawah tekanan dan desakan, kesulitan, dan tantangan
Tuhanku …………………….
Bentuklah putraku supaya teguh berdiri di atas badai
Bentuklah putraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui manakala dia lemah dan berani menghadapi dirinya manakala dia takut….
Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahannya, jujur dan rendah hati serta berbudi halus dalam kemenangan.
Bentuklah putraku agar hasratnya tidak pernah mati
Putraku yang mengetahui Engkau dan insyaf bahwa mengenal dirinya sendiri adalah landasan pengetahuan.
Tuhanku………………………
Bentuklah putraku menjadi manusia yang hatinya jernih, serta cita-citanya tinggi.
Putra yang sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum berhasrat memimpin orang lain.
Putra yang menjangkau hari depan namun tidak pernah melupakan masa lampau
Dan setelah ini semua menjadi miliknya….
Aku mohon juga agar putraku diberikan perasaan jenaka…
Berilah kerendahan hati agar dia tetap sederhana dan menjunjung tinggi keagungan yang hakiki, pikiran yang cerah dan terbuka bagi sumber kearifan, kelembutan dan juga kekuatan….
Dengan demikian aku ayahnya akan memberanikan diri berbisik : “Hidupku tidak sia-sia…..”
Disalin oleh Didiek S. Hargono Jakarta, 19 Juli 2010
Tinggalkan komentar